ANAK SUKA MENGUMPAT?
SESUAI JUDUL DIATAS DISINI AKAN MEMBAHAS SERBA SERBI MENGAPA ANAK SUKA MENGUMPAT, OKE LANGSUNG SAJA.
Tiba-tiba si kecil buah hati Anda mengeluarkan kata-kata kasar?
Anda mungkin tidak menyadari bahwa perilakunya yang kasar itu di adaptasi dari lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.
Ada beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi kebiasaan buruk itu, salah satunya adalah lingkungan.
MENGUMPAT, biasanya dilakukan bila seorang sedang marah, kesal, atau sebal. Begitu juga anak-anak. Entah karena mainannya diambil, dirusak, tubuhnya disakiti, atau pakaiannya dikotori."Pada intinya, umpatan akan keluar bila ada tekanan pada dirinya yang membuat persaan anak tidak nyaman," ungkap Roslina Verauli,M.Psi., dari Empati Deveplopment Centre, Jakarta.
Parahnya, umpatan ini kerap dilakukkan dengan kata-kata kotor, kasar, atau menyudutkan, seperti"bangsat","keparat","anjing","monyet","bodoh", dan sebagainya bila kata-kata ini yang diucap anak, maka menurut Vera, orangtua harus mengarahkannya karena tidak baik buat pertumbuhan kepribadian anak. juga, lingkungan akan menganggapnya dengan citra negatif.
Menurut Vera, inilah ragam penyebab yang membuat anak mengeluarkan umpatan-umpatan kotor:
1. Meniru
2. Mencari Perhatian
Banyak anak suka mencari perhatian dengan hal-hal yang dianggap tidak pantas. Bisa saja umpatan kasar dan kotor menjadi cara anak untuk mendapatkan perhatian. Biasanya dilakukan saat anak dalam psikologis normal, tidak marah, dan tidak kesal. Reaksi kaget atau marah orang tua biasanya dianggap sebagai bentuk perhatian, dan oleh karenanya menyenangkan buat anak. Dia akan merasa bahwa usahanya berhasil. Lain waktu dia akan mengulanginya lagi.
3. Ingin Seperti Teman
Ingin sama dengan teman hampir dengan proses meniru. Namun, keinginan itu bukan semata ingin meniru ucapan yang pernah didengar dari temannya, melainkan ada keinginan berlaku sama."Wah, temanku dibilang berani kalau suka mengumpat, aku ingin dibilang berani juga ah,"misalnya. Biasanya, yang ditirunya tidak hanya umpatan tetapi juga perilaku lain. Misalnya, bila si teman mengumpat sambil memonyongkan mulut dan mengepalkan tangan, ia pun akan melakukannya.
4. Agresivitas
Faktor peniruan terkadang akan semakin terpupuk dan dipercepat oleh sikap agresif anak. Meskipun hanya sekali melihat atau mendengar umpatan-umpatan kotor, anak langsung bisa menirunya. Apalagi kalau anak mendapat stimulus, misalnya ketika dimarahi orang tua. Anak yang sangat agresif akan membalasnya dengan umpatan-umpatan.
SEBAGAI orang tua, apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghadapi balita yang tanpa disadari mulai suka mengumpat atau melontarkan kata kotor?
Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan.
Misalnya ketika sang anak sedang bermain sendiri atau bersama teman-temannya. Ibu perhatian penuh pada si kecil tanpa memberikan kesan menghakimi di depan publik bahwa sang anak melakukan kesalahan.
2. Mintalah anak untuk mengulangi kata-kata (umpatan) yang diucapkannya dalam bentuk kalimat tanya, sehingga ibu bisa mendengar dengan jelas kata yang dimaksud.
Bisa jadi, kata-kata itu bukan umpatan namun hanya terdengar seperti mengumpat. Jika ini terjadi, jangan lakukan apa-apa, apalagi berkata"Oh, ibu kira ade bicara...," karena hal itu bisa mengenalkan pada kepada kata umpatan tersebut.
3. Jika anak benar-benar mengumpat, jangan memarahi dan berteriak kepadanya.
Tidak perlu memberi hukuman karena kata umpatan itu merupakan kali pertama sang anak dan sang ibu harus menanganinya dengan baik.
4. Genggam tangan sang anak, tatap matanya, dan katakan dengan suara lembut bahwa kata yang diucapkannya bukan kata yang baik dan tidak pantas diucapkan dirumah.
Ingatlah untuk selalau menggunakan nada bicara yang bersahabat tanpa menunjukan kemarahan
5. Saat anak mengerti bahwa yang diucapkanya salah, beri anak pelukan dan katakan, itu bukan kesalahanya karena anak tidak tahu bahwa mengumpat adalah sesuatu yang buruk.
Kemudian, biarkan anak kembali pada aktivitasnya.
6. Jika umpatan ini adalah kali kedua, katakan kepada anak dengan nada lsuara yang ebih berat bahwa sang anak tidak boleh menggunakan kata itu didalam rumah.
Katakan, jika si anak mengulanginya lagi maka ibu akan memberi hukuman karena kata itu tidak pantas diucapkan.
7. Jika umpatan terjadi selama tiga kali, ibu harus melakukan aksi yang lebih keras dan disiplin karena anak sudah mengetahui buruknya kata mengumpat namun tetap melakukannya.
Jangan mengurungkan pemberian hukuman. Bersikap tegas dan hentikan umpatan tersebut sebelum menjadi kebiasaan buruk bagi anak.
Dan yang tidak kalah penting, berikan anak contoh perilaku dan bersikap yang baik agar ia dapat menirunya.
Mulailah dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Ajak si kecil berbicara dari hati ke hati tentang perilakunya yang kasar. Tanamkan padanya bahwa berbicara kasar dan mengumpatbukanlah hal yang baik dan patut dilakukan. Ingatkan padanya terus menerus dengan cara yang halus dan lembut tanpa harus memarahi dan menghakiminay.
Beri pengertian dan sanksi mengenai apa yang akan diterima dan menjadi konsekuensinya jika ia masih berkata kasar. Sebaliknya, berikan pujian atau penghargaan jika ia berhasil mengontrol emosinya dan tidak mengeluarkan kata-kata kasar saat ia sedang marah.//**[edy/dari berbagai sumber] (Nuansa-juni 2010).
SEMOGA BERMANFAAT BUAT PARA PEMBACA.
thanks bro,,
BalasHapus